Oposisi Suriah makin frustrasi



Oposisi Suriah tampaknya makin frustrasi dengan misi pengamat PBB yang sejauh ini tak berbuat banyak guna mencegah kerusuhan dalam krisis 15-bulan di Suriah.

Sementara itu bentrokan antara tentara Suriah dengan gerilyawan bersenjata meningkat.

Sabtu pagi (2/6), kelompok bersenjata menembakkan bom RPG ke satu pos pemeriksaan pasukan penerap hukum di Arbeen, pinggiran ibu kota Suriah --Damaskus, sementara pengamat PBB dan wartawan lokal berusaha memasuki pinggiran kota yang bergolak itu, kata beberapa saksi mata.

Tampaknya, gerilyawan bersenjata tak ingin pengamat memasuki daerah tersebut sehingga mereka menembakkan granat berpeluncur roket (RPG), lalu melepaskan tembakan, kata beberapa saksi mata.

Di dalam satu video yang beredar di Internet pada 25 Mei, beberapa anggota Tentara Suriah Baru (FSA) terlihat di daerah Azaz utara di Aleppo. Mereka mendesak pengamat PBB yang mengunjungi daerah itu agar pergi. Seorang gerilyawan terdengar mengatakan, "Terima kasih ... sekarang silakan pergi. Pergi!" Para pegiat mengatakan kunjungan pengamat PBB itu ke daerah yang dikuasai gerilyawan membantu pemimpin Suriah menemukan lokasi gerilyawan dan pegiat, demikian laporan Xinhua --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Ahad. Belakangan pemerintah menyerang daerah tersebut dan sekitarnya.

Pada Kamis, Riad al-Asaad, pemimpin SFA, mendesak utusan khusus gabungan PBB-Liga Arab untuk Suriah, Kofi Annan agar secara resmi mengumumkan kegagalan gencatan senjata.

Di Provinsi Homs, tempat bergolak di Suriah tengah, bentrokan antara gerilyawan dengan tentara pemerintah dilaporkan terjadi setiap hari.

Pemimpin faksi utama oposisi Suriah di pengasingan, Dewan Nasional Suriah (SNC), Burhan Ghalioun Sabtu (2/6), mengatakan ia akan menyambut baik setiap aksi milter Arab guna mengakhiri serangan yang diduga dilakukan oleh tentara pemerintah.

Ghalioun mengeluarkan komentar itu sebelum pertemuan menteri luar negeri Liga Arab di ibu kota Qatar, Doha. Dalam pertemuan tersebut, 22 anggota Liga Arab menyerukan pengelola satelit Arabsat dan Nilesat dilarang menyiarkan pernyataan stasiun TV swasta dan pejabat Suriah.

Para menteri Arab tersebut juga menyeru Annan agar menetapkan jadwal bagi pelaksanaan rencananya.

Pertemuan itu dilakukan setelah pembantaian pekan sebelumnya di Desa Houla, Suriah tengah, yang menewaskan lebih dari 100 orang, hampir separuhnya anak-anak. Masyarakat internasional segera menuduh militer Suriah dan milisi propemerintah berada di belakang pembunuhan tersebut.

Para pegiat oposisi juga menganggap tentara Suriah dan anggota milisi propemerintah, yang dikenal dengan nama Shabiha, berada di belakang pembantaian itu.

Sementara itu pemerintah Suriah dengan tegas telah membantah Damaskus terlibat dalam pembunuhan tersebut dan menuduh kelompok oposisi bersenjata melakukan pembunuhan berdarah itu guna menyerukan campur tangan militer asing dan pengutukan.

Suriah juga mengecam keputusan Liga Arab untuk menghentikan siaran TV Suriah dan mencapnya "tindakan agresif" dan "upaya untuk membungkam suara rakyat Suriah", demikian laporan kantor berita resmi SANA di dalam reaksi setelah pengumuman mengenai keputusan itu.

Kementerian Penerangan Suriah menyatakan Liga Arab telah menjadi alat dan tunggangan bagi agresi AS terhadap Suriah.
Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال