Ekspor Migas & Non Migas Kaltim Turun 0,17%


Badan Pusat Statistik Kalimantan Timur mencatat nilai ekspor migas dan non migas di wilayah itu pada April 2013 mengalami penurunan 0,17% dibandingkan bulan sebelumnya.

Diperkirakan, hal itu akibat produksi migas yang terus merosot selama lima tahun terakhir karena belum ditemukannya cadangan migas baru.

“Pada April, nilai ekspor migas turun 0,23% dibandingkan Maret. Begitu pula ekspor non migas yang mengalami penurunan 0,14%. Artinya, yang diekspor ke luar terus menurun. Cadangan migas baru juga belum ditemukan, kalau nanti ditemukan cadangan baru atau ada dengan teknologi baru, bisa naik lagi,” jelas Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim Johny Anwar, Senin (1/7/2013).

Kebijakan pemerintah juga disebut sebagai salah satu faktor yang menyebabkan nilai ekspor Kaltim terus menurun karena mulai membatasi ekspor bahan mentah. Sehingga, ekspor sumber daya alam (SDA) dalam bentuk mentah jadi berkurang.

Penurunan juga terjadi pada nilai impor. Dibandingkan Maret, nilai impor Kaltim mengalami penurunan 23,03%.

“Migas turun 27,21%, sedangkan impor non migas juga turun 7,76%,” kata Johny.

Kecenderungan yang terjadi, menurutnya, karena Kaltim mengekspor SDA dalam bentuk mentah dan mengimpornya kembali dalam bentuk olahan. “Bahkan, biasa yang diimpor lebih banyak dibandingkan yang diekspor,” ujarnya.

Sekedar diketahui, sekitar 1970an, perekonomian Kaltim tumbuh sekitar 7,5%. Namun, perlahan terus menurun karena hanya mengandalkan pada SDA yaitu migas dan batu bara.

Saat ini, ekspor batubara Kaltim mencapai 80%. Ironisnya, ekspor tersebut didominasi sektor primer.

Perekonomian Kaltim saat ini masih cukup tergantung pada sumber daya alam (SDA) yang tak terbarukan.

Dalam 40 tahun terakhir, perekonomian Kaltim belum terfokus pada industri manufaktur dan perlu transformasi ekonomi. Karena, perekonomian Kaltim selama ini masih berbasis SDA yang tak terbarukan. 

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال