Restruturisasi BLTA, Ini Dia Tawarannya

Restruturisasi PT Berlian Laju Tanker (BLTA) tengah berlangsung lewat mekanisme penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) dengan tagihan mencapai Rp22 triliun dari 162 kreditur. Apa yang mereka tawarkan?

Pada pemaparan konsep restrukturisasi utang Jumat (10/8) bertempat di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat diungkapkan bahwa kreditur separatis (pemberi pinjaman dengan jaminan langsung atas kapal) tetap memiliki 100% piutang pokok.

Adapun kreditur tanpa jaminan memiliki beberapa cara penyelesaian termasuk pemberian keringanan utang ditambah dengan konversi utang terhadap ekuitas dengan mempertimbangkan kebutuhan grup kreditur.

Suplier usaha akan menerima pembayaran sekitar 80% dari total jumlah terutang dalam kurun 1-3 tahun dengan transaksi perdagangan yang sedang berjalan saat ini kembali pada syarat-syarat normal.

“Terbuka kemungkinan untuk membeli kembali beberapa kreditur ini dengan harga yang lebih bersaing,” tuturnya dalam dokumen yang didapat Bisnis. BLTA juga akan mengubah manajemen kapal kepada pihak ketiga, kecuali untuk Gold Bridge.

Para kreditur mandated lead arranger (MLA) akan diberikan jaminan prioritas pertama karena memberikan pendanaan modal kerja sejumlah US$24,5 juta, apabila disetujui kreditur dari grup.

Sejumlah US$4,3 juta dana darurat telah diberikan oleh kreditur MLA dan ditambah hasil penjualan 10 kapal senilai US$18,3 juta.

Jaminan tambahan adalah sebagai berikut. Pertama, seluruh saham BLT Chembulk Corporation dan di sejumlah anak perusahaan langsung dan tidank langsung.

Kedua, seluruh saham di PT Buana Listya Tama Tbk yang dimiliki Grup BLT. Ketiga, seluruh saham di perusahaan yang melakukan investasi tambang batu bara yang dimiliki Grup BLT. Dan terakhir, 30% saham di perusahaan patungan dengan Teekay Corp.