Hamas, sebuah entitas yang terlahir dari Muslim Brotherhood (MB), telah menjadi subjek kontroversi dan perdebatan di panggung internasional. Nama "Hamas", yang dalam bahasa Arab berarti "zealots", muncul pada Februari 1988 dan menjadi lebih dikenal luas pada Mei tahun yang sama. Sebagai akronim dari "Gerakan Perlawanan Islam", organisasi ini memiliki akar yang mendalam dalam sejarah dan politik Timur Tengah, khususnya di Palestina dan wilayah sekitarnya.
Sejarah Awal dan Pengaruh di Tepi Barat
Kehadiran MB di Tepi Barat dimulai sejak akhir 1940-an, namun baru mendapatkan pengaruh signifikan pada pertengahan hingga akhir 1970-an, terutama di bagian utara Tepi Barat. Kegiatan MB terlihat jelas pada tahun 1976, ketika para pendukungnya menyerang dan membakar teater di Nablus yang menampilkan pertunjukan yang dianggap tidak pantas. Kejadian ini sering dianggap sebagai titik awal munculnya MB sebagai kekuatan politik yang layak di Tepi Barat.
Momentum dan Kenaikan Popularitas
Naiknya popularitas fundamentalisme Islam di daerah ini didorong oleh beberapa faktor, termasuk naiknya Khomeinisme di Iran, kekecewaan terhadap pemimpin Arab tradisional pasca kunjungan Sadat ke Yerusalem, infus dana dari MB di Yordania dan Mesir, serta penolakan fundamentalis bahwa mereka merupakan bagian dari MB yang sebelumnya terdiskreditkan. Sebaliknya, mereka menyebut diri mereka sebagai "Blok Islam Independen".
Hamas dan Intifada
Ketika Intifada dimulai, MB bergerak cepat untuk merebut peran dalam konflik ini. Keputusan MB untuk terlibat dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk keinginan untuk mempertahankan dukungan dan kredibilitas dalam komunitas fundamentalis, serta keinginan untuk memiliki suara dalam penyelesaian akhir konflik. MB kemudian menciptakan Hamas pada Februari 1988 sebagai bagian dari partisipasinya dalam pemberontakan tersebut.
Struktur dan Operasi Hamas
MB memiliki markas di Kairo dengan cabang di Amman, dan sub-cabang di Tepi Barat (Nablus) dan Gaza. Meskipun ada hubungan kuat dengan Kairo dan Amman, unit lokal tampaknya memiliki tingkat kemandirian yang cukup dalam aksi. Dalam konteks Nablus, MB dilaporkan terdiri dari sekitar 150 anggota yang dipimpin oleh komite 4 atau 5 orang, dengan kepemimpinan yang terdiri dari berbagai lapisan masyarakat, termasuk ulama Muslim, profesor universitas, dan pedagang.
Metode Operasi dan Kekuatan Regional Hamas
Hamas beroperasi melalui sel yang ketat dengan anggota sedikitnya lima orang. Mereka berusaha untuk publisitas maksimum untuk tindakannya dan cenderung tidak bekerja sama dalam aksi yang diorganisir oleh UNLU (United National Leadership of the Uprising). Kekuatan Hamas tampak paling kuat di Gaza, dan memiliki kehadiran yang signifikan di beberapa kota Tepi Barat yang memiliki penduduk homogen dan kecenderungan religius. Meskipun begitu, di daerah pedesaan dan kamp pengungsi, di mana gerakan nasionalis sekuler masih mendominasi, kekuatan Hamas terbatas.
Sebagai sebuah entitas yang lahir dari kondisi politik dan sosial yang kompleks di Timur Tengah, Hamas telah menunjukkan kapasitasnya untuk beradaptasi dan mempertahankan pengaruhnya dalam dinamika politik Palestina. Meskipun kontroversial, peran dan pengaruhnya tidak dapat diabaikan dalam konteks konflik Palestina-Israel dan dinamika politik lebih luas di kawasan tersebut.